Image

Beberapa bulan lalu, mamih (panggilan saya kepada ibu) menderita sakit.

Awalnya beliau merasa rasa tak nyaman di sekitar panggul.

Rasa itu tak digubrisnya hingga seminggu setelahnya beliau tidak dapat meluruskan kakinya setelah berobat ke dokter umum yang membuka klinik di dekat rumah.

Akhirnya saya memutuskan untuk membawa mamih ke rheumatologist namun kondisinya tidak membaik.

Kakak saya memutuskan untuk membawa mamih ke dokter syaraf langganan, namun sayang sang dokter sedang ada konferensi di luar negeri sehingga yang menangani mamih adalah anak sang dokter yang kebetulan juga spesialis syaraf.

Berhari-hari kondisi mamih tidak membaik, malah menjadi tidak dapat berjalan, tidak dapat duduk ataupun tidur dengan baik 😦

Mengandalkan informasi kakak ipar suami yang seorang internist, saya memutuskan membawa mamih ke spesialis syaraf yang prektek di RS Carolus.

Bertemulah saya dengan dr. Yohanes Yanni, Sp S.

Saat diperiksa, dokter menyarankan untuk dirawat agar dapat dipantau namun mamih menolak. Akhirnya mamih dibekali obat untuk diminum dan segera harus melakukan MRI

Setelah menemui dr. Yanni, mamih sudah dapat istirahat malam dengan lebih enak, namun saya masih punya kekhawatiran akan MRI.

Bayangan tes seperti itu meninggalkan sedikit kekhawatiran. Saat itu saya terus berdoa agar mamih tidak perlu disuntikan cairan kontras untuk melihat lebih rinci kondisi tulang belakangnya.

Dan Tuhan mengabulkan permintaan saya.

Mamih kembali ke dr. Yanni setelah menerima hasil MRI yang memang menggambarkan kondisi saraf tulang belakang yang terjepit cairan bantalan tulang.

Sebab dari cairan ini bisa keluar banyak faktor, yaitu usia, salah posisi, melakukan pekerjaan berat dan sebagainya.

dr. Yanni menyarankan mamih untuk difisioterapi dan akan dilihat perkembangannya. Apabila dalam sebulan melakukan fisioterapi dan tidak ada perkembangan signifikan maka mamih perlu dioperasi 😦

Kekhawatiran mulai lagi menghantui saya!

Saat mendengar vonis diatas, saya sama sekali tidak dapat berpikir saat berada di kantor! Saya hanya duduk terdiam dengan pikiran kosong! Entah apa yang harus saya lakukan 😦

Bersyukur kepada Tuhan bahwa fisioterapi yang dibantu dr. Octavina membuahkan hasil. Setelah lebih dari satu bulan, mamih bisa melakukan aktivitas normal kembali 🙂

Banyak perubahan yang saya rasakan saat mengetahui orang yang terkasih sakit, mulai dari mental, pikiran sampai keuangan.

Tentunya, secara mental saya harus lebih kuat daripada mamih untuk memberikan dorongan bahwa suatu hari beliau akan dapat melakukan aktivitas kembali sekaligus berusaha memberikan pengertian kepada mamih kalau Tuhan berkehendak lain.

Sedangkan secara keuangan, saya belajar mempersiapkannya!

Bagaimana cara mempersiapkan Dana Kesehatan Orangtua?

  1. Cek kondisi kesehatan orangtua Anda. Hal ini ini penting agar Anda dapat memperkirakan berapa biaya yang diperlukan untuk sekali kunjungan ke dokter.
  2. Cek kondisi keuangan Anda. Kondisi keuangan Anda haruslah kuat agar dapat membantu mengobati orangtua Anda apabila mereka sakit. Bagaimana dapat membantu mereka kalau Anda juga masih perlu ditolong?
  3. Hitung! Ambil saja contoh mamih saya yang sekali kunjungan ke dokter berkisar Rp200-300ribu, obat-obatan sekitar Rp500ribu per resep untuk dua minggu serta tes kesehatan diatas Rp2juta. Bagi yang perlu operasi perlu menyiapkan juga biaya yang tak sedikit.
  4. Menabung atau berinvestasi. “Lho, kan bisa pakai asuransi... ” Itu reaksi Anda setelah membaca artikel sampai pada bagian ini. Memang benar ada asuransi kesehatan namun seperti yang kita ketahui bahwa asuransi juga ada batas usia pertanggungannya. Setahu saya usia masuk asuransi maksimal 59 tahun sedangkan mamih secara KTP sudah berusia 62 tahun sehingga tak ada lagi asuransi kesehatan yang dapat melindunginya. Oleh sebab itu pilihan saya jatuh kepada menabung atau berinvestasi. Mau menabung silakan kalau jumlahnya masih kecil tapi kalau menghadapi kasus orangtua berpotensi terkena penyakit kritis diatas usia 59 tahun maka perlu mempersiapkan Dana Kesehatan Pensiun dengan investasi.

Semoga bermanfaat dan ingat, sehat itu penting!

@HoneyJT